Silsilah Fiqih Pendidikan Anak – No: 60
Anak adalah permata indah yang menjadi hiasan keluarga yang bisa membuat hati orang tua senang dan gembira. Ketika anak merasa gembira maka kita sebagai orang tua juga akan merasakan hal yang sama yaitu ikut bergembira. Kegembiraan anak adalah nilai mahal yang tidak bisa diukur dengan materi. Karena menyenangkan anak dan membuat anak tetap riang gembira bukanlah pekerjaan yang mudah.
Anak yang memiliki sifat riang dan bergembira merupakan salah satu ciri anak yang bersemangat tinggi. Anak yang memiliki semangat tinggi maka akan lebih bersikap aktif dan akan lebih mampu untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Dan anak yang berjiwa gembira akan lebih berpeluang menjadi anak yang bisa berkarya dan berinovasi. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh kembang dengan jiwa yang senantiasa bergembira.
Tak selamanya anak akan selalu merasa riang gembira. Oleh karena itu peran orang tua dalam mengasuh anak agar tetap bergembira mutlak dilakukan. Menggembirakan anak tidak harus dengan membelikan anak mainan yang bagus dan banyak. Bukan pula dengan senantiasa memanjakan anak dan menuruti segala kemauan anak. Kalau menggembirakan anak dengan cara seperti ini maka nantinya anak malah manjadi pribadi yang tidak mandiri dan mudah putus asa.
Kita sebagai orang tua bisa melakukan cara-cara sederhana, namun anak akan bisa merasakan bahagia dan gembira. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan inilah yang membuat anak akan merasa tenang juga nyaman. Rasa nyaman dan tenang inilah yang akan memicu anak untuk senantiasa bersikap riang gembira.
Di antara langkah sederhana untuk menggembirakan hati anak adalah dengan memberikan sambutan dengan baik kepada anak.
Kita perlu menyambut kehadiran anak dengan baik. Bukan hanya orang tua saja yang ingin disambut. Anak juga ingin disambut oleh orang tuanya. Misalnya ketika anak baru pulang dari sekolah. Sempatkanlah waktu untuk menunggu dan menyambut anak di depan pintu. Berikan sambutan hangat dan berilah senyuman. Tanyakan kepadanya bagaimana kabar dan keadaan anak ketika di sekolah. Apabila ada waktu bisa juga dengan menyambutnya dengan menyiapkan makanan kesukaannya. Rasa perhatian yang tulus inilah yang nantinya akan membuat hati anak untuk tetap bergembira karena orang tuanya peduli kepadanya.
Abdullah bin Ja’far radhiyallahu’anhu menuturkan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ تُلُقِّيَ بِنَا قَالَ فَتُلُقِّيَ بِي وَبِالْحَسَنِ أَوْ بِالْحُسَيْنِ، قَالَ: فَحَمَلَ أَحَدَنَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَالْآخَرَ خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلْنَا الْمَدِينَةَ.
“Apabila Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kembali dari sebuah perjalanan jauh, maka beliau langsung menemui anak-anak kecil dari keluarga beliau. Suatu hari aku dan al-Hasan atau al-Husain dibawa untuk menemui beliau. Maka beliau pun menumpakkan salah satu kami di depan beliau dan satu lagi di belakang beliau, hingga kami memasuki kota Madinah sambil menaiki tunggangan beliau”. HR. Muslim.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 21 Dzulhijjah 1436 / 5 Oktober 2015
* Diringkas oleh Abdullah Zaen dari http://www.al-maghribicendekia.com/2013/02/tips-dan-cara-agar-anak-tetap-gembira.html dan Mencetak Generasi Rabbani karya Ummu Ihsan dan Abu Ihsan (hal. 136).